Dalam era digital yang serba cepat, istilah seperti digital literacy dan digital skills semakin sering muncul, khususnya dalam dunia pendidikan. Namun, banyak yang masih menyamakan keduanya padahal keduanya memiliki makna dan fokus yang berbeda. Untuk mahasiswa, guru, dan dosen, memahami perbedaan ini sangat penting agar dapat menentukan kompetensi mana yang perlu dikuasai terlebih dahulu.
Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara literasi digital dan keterampilan digital, serta memberikan panduan praktis untuk meningkatkan keduanya dalam konteks pembelajaran dan pengajaran.
1. Apa Itu Digital Literacy?
Digital literacy atau literasi digital adalah kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang diperoleh melalui teknologi digital secara kritis dan etis. Ini mencakup:
-
Kemampuan mengakses informasi digital secara efektif.
-
Menilai kredibilitas sumber digital.
-
Memahami hak cipta dan etika digital.
-
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam dunia digital.
Literasi digital bukan hanya tentang “tahu cara menggunakan teknologi”, tetapi tentang menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.
2. Apa Itu Digital Skills?
Digital skills atau keterampilan digital adalah kemampuan teknis untuk mengoperasikan berbagai perangkat dan aplikasi digital. Ini mencakup:
-
Menggunakan aplikasi pengolah kata, spreadsheet, dan presentasi.
-
Mengoperasikan Learning Management System (LMS) seperti Moodle atau Google Classroom.
-
Melakukan komunikasi digital melalui email, Zoom, atau media sosial.
-
Melakukan tugas teknis dasar, seperti mengedit dokumen, membuat grafik, atau mengelola data.
Dengan kata lain, keterampilan digital bersifat praktis dan teknis, berfokus pada “cara menggunakan” perangkat digital.
3. Perbedaan Utama antara Digital Literacy dan Digital Skills
Aspek | Digital Literacy | Digital Skills |
---|---|---|
Fokus | Pemahaman dan sikap kritis terhadap dunia digital | Penggunaan teknis perangkat dan aplikasi |
Sifat | Konseptual dan etis | Praktis dan operasional |
Contoh Kompetensi | Evaluasi informasi online, etika digital | Mengoperasikan Zoom, Word, Excel, dsb. |
Tujuan | Penggunaan teknologi secara bertanggung jawab | Menyelesaikan tugas digital secara efisien |
Tantangan Umum | Plagiarisme, misinformasi, privasi | Ketidakmampuan teknis, tidak familiar dengan tools |
4. Mana yang Lebih Penting untuk Dikuasai?
Jawabannya adalah: keduanya penting dan saling melengkapi.
-
Mahasiswa yang hanya memiliki keterampilan digital mungkin mampu membuat presentasi, tetapi tidak bisa membedakan sumber kredibel dari yang palsu.
-
Dosen yang paham literasi digital tetapi tidak menguasai aplikasi pembelajaran daring akan kesulitan dalam mengajar secara efektif di era digital.
Keseimbangan antara literasi digital dan keterampilan digital akan menciptakan ekosistem pendidikan yang kuat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
5. Strategi Meningkatkan Literasi dan Keterampilan Digital
Untuk mahasiswa:
-
Ikuti pelatihan daring tentang literasi media, keamanan digital, dan penggunaan perangkat lunak.
-
Terapkan dalam tugas akademik: Gunakan sumber kredibel, buat laporan digital, dan diskusikan secara etis di forum daring.
-
Bergabung dengan komunitas digital untuk belajar dari rekan sejawat.
Untuk dosen dan guru:
-
Perbarui metode mengajar dengan pendekatan digital, seperti flipped classroom atau blended learning.
-
Gunakan LMS secara optimal: unggah materi, nilai tugas, dan buat forum diskusi.
-
Berikan edukasi literasi digital kepada mahasiswa untuk menumbuhkan sikap kritis.
6. Tantangan dalam Meningkatkan Literasi dan Keterampilan Digital
Beberapa tantangan yang sering dihadapi:
-
Keterbatasan akses internet dan perangkat digital.
-
Kurangnya pelatihan formal di kampus atau sekolah.
-
Rendahnya kesadaran akan etika digital dan keamanan data.
-
Kesenjangan generasi, di mana dosen senior mungkin lebih lambat beradaptasi dibanding mahasiswa.
Solusinya terletak pada kolaborasi antar generasi, pelatihan rutin, dan kebijakan institusional yang mendukung penguatan kompetensi digital.
7. Literasi dan Keterampilan Digital dalam Dunia Kerja dan Akademik
Kedua hal ini menjadi bekal penting di dunia kerja dan akademik. Banyak perusahaan kini menilai kemampuan calon karyawan dari:
-
Kemampuan analisis informasi digital.
-
Kemampuan menggunakan alat digital kolaboratif.
-
Etika dan kesadaran akan keamanan siber.
Begitu pula dalam dunia akademik: penelitian, publikasi, kolaborasi internasional, dan proses belajar-mengajar semuanya memerlukan kompetensi digital yang kuat.
8. Peran Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan memiliki peran besar dalam menumbuhkan literasi dan keterampilan digital, antara lain dengan:
-
Menyediakan pelatihan berkelanjutan untuk dosen dan mahasiswa.
-
Mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum dan kegiatan belajar.
-
Menyusun kebijakan penggunaan teknologi yang etis dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Digital literacy dan digital skills bukanlah hal yang bisa dipisahkan. Keduanya merupakan pondasi penting dalam menghadapi dunia pendidikan dan kerja yang serba digital. Mahasiswa, guru, dan dosen dituntut untuk terus belajar, beradaptasi, dan menyeimbangkan kemampuan teknis dengan pemahaman kritis terhadap dunia digital.
Dengan menguasai keduanya, kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga menjadi pribadi yang cerdas, bertanggung jawab, dan siap bersaing di era digital.
Responses