Penulisan ulang Sejarah Indonesia Baru yang digarap oleh para sejarawan profesional kini telah mencapai tahap akhir, menandai progres 80-90 persen dan sedang dalam proses penyuntingan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, usai mengikuti Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (25/7/2025).
Menbud Fadli Zon menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan intervensi dalam proses penulisan. “80-90% (progresnya) dan sekarang dalam proses editing. Jadi kita nggak ada yang ikut campur ya kita serahkan pada sejarawan. Walaupun saya juga sejarawan tapi saya nggak ada mendikte A, B, C, D,” ujarnya. Beliau sendiri, meskipun seorang sejarawan, memilih untuk tidak mendikte isi atau arah penulisan agar objektivitas dan integritas karya tetap terjaga.
Buku Sejarah Indonesia Baru ini digadang-gadang sebagai hadiah istimewa untuk ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Meskipun demikian, Menbud Fadli Zon tidak menetapkan tanggal perilisan secara kaku harus pada 17 Agustus mendatang. Fleksibilitas ini menunjukkan fokus pada kualitas dan ketuntasan penyelesaian proyek daripada terburu-buru mengejar target waktu.
Proyek penulisan ulang Sejarah Indonesia Baru ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk melakukan pemutakhiran data dan narasi sejarah yang lebih komprehensif. Proses ini melibatkan 112 sejarawan handal dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, yang mayoritas memiliki gelar doktor, profesor, dan guru besar.
Para sejarawan ini telah dipastikan memiliki pemahaman mendalam tentang inti permasalahan yang akan ditulis, menguasai metodologi penelitian sejarah, serta memahami historiografi. Historiografi adalah studi tentang metode penulisan sejarah, yang meliputi bagaimana sejarah dipelajari, dicatat, dan disajikan.
Menbud Fadli Zon menjamin bahwa para sejarawan yang terlibat adalah ahli di bidangnya masing-masing, dengan fokus keahlian puluhan tahun, sehingga kualitas dan akurasi konten buku ini tidak perlu diragukan.
Responses